Author name: devinaocsanda

User Avatar
Kegiatan

Kegiatan Departemen Medjur

Mentoring Kemedjuran

UPII memiliki seri kegiatan bernama Mentoring Kemedjuran yang digagas oleh Departemen Media dan Jurnalistik. Mentoring Kemedjuran berfokus pada peningkatan skil berkarya grafis dan jurnalis. Mentoring Kemedjuran kegiatan yang memfasilitasi anggota UPII dalam pengembangan media informasi dan jurnalisme ilmiah. Mentoring kemedjuran terbagi dalam dua bentuk kegiatan, yakni pemaparan materi dan kegiatan berkarya. Pada tahun 2022, Mentoring Kemedjuran mengundang Imam Safingi Mansursyah (Founder Perupadata) untuk memberi materi. read more

Kegiatan

Kegiatan Departemen PSDMO

Sekolah PSDMO

Program pelatihan yang diselenggarakan bagi anggota departemen PSDMO untuk memfasilitasi keterampilan anggota dalam menjalankan kewajibannya, baik dalam rekrutmen maupun pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sepanjang 2022, PSDMO telah mengadakan dua Sekolah PSDMO, mengundang Shofi Nadia, S.Psi (Sekretaris Jenderal BEM KM UGM 2019) dan Asep Ismail (HR Yureka Education Center).

Most Valuable Personnel (MVP)

Bentuk apresiasi berupa recognition secara publik di akun Instagram resmi UPII terhadap para anggota yang telah berkontribusi dengan baik. MVP dipilih melalui proses observasi dan penilaian yang adil. MVP dilaksanakan untuk menjaga motivasi sekaligus sense of belonging anggota di UPII. read more

Waktu Cipta UPII

Mikroplastik Mengancam: Hantu yang Lahir dari Tangan Manusia

Author: Febrianto Al Husen

Photo by Fly:D via unsplash.com

Plastik merupakan salah satu sumber cemaran yang saat ini tengah menjadi perhatian publik. Plastik industri pertama diciptakan pada tahun 1869 oleh seorang penemu dari Amerika yaitu John Wesley Hyatt. Pada waktu itu Hyatt tertarik dengan sebuah tantangan dengan hadiah sejumlah $10.000 dari sebuah perusahaan biliar di New York untuk menemukan material alternatif dari bola biliar gading gajah. Hyatt melakukan berbagai macam eksperimen, hingga dia menemukan komposisi yang cocok, dimana Hyatt mencampurkan nitroselulosa, kapur barus, dan alkohol. Bersama dengan saudarannya, Hyatt memasarkan produknya ke khalayak umum dengan nama Seluloid. Produksi yang semakin masif membuat plastik tidak lagi relevan dalam perannya sebagai material inovatif untuk mengatasi suatu permasalahan. read more

Waktu Cipta UPII

Berebut “Nusantara”: Penamaan Ibu Kota Negara dan Problematikanya terhadap Memori Kolektif Beragam Suku Bangsa

Author: Devina Ocsanda

Photo by Nick Agus Arya via unsplash.com

Nusantara yang telah resmi menjadi nama Ibu Kota Negara baru Indonesia dinilai sangat cocok menggambarkan visi Indonesia 2045, yakni Indonesia yang maju, adil, dan makmur dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Nama Nusantara telah tercantum pada landasan hukum dari Ibu Kota Negara (IKN), yaitu Undang-Undang №3 Tahun 2022, Pasal 1, Ayat (2). Namun, penggunaan istilah nusantara sebagai nama ibu kota menimbulkan pro dan kontra masyarakat Indonesia bahkan luar negeri. Kekhawatiran pihak kontra terjadi karena ditakutkan akan menimbulkan perubahan makna yang telah lama lekat dalam memori kolektif masyarakat. read more

Waktu Cipta UPII

Krisis Perubahan Iklim: Sebuah Perlombaan Berpacu dengan Waktu

Author: Tiara Limoharjo

Photo by Li-An Lim via unsplash.com

Pada tanggal 6 April 2022, Dr. Peter Kalmus bersama beberapa rekan ilmuwan melaksanakan aksi demonstrasi di depan gedung Bank JP Morgan Chase di Los Angeles. Mereka menggembok diri mereka ke pintu depan gedung bank sebagai bentuk protes terhadap tindakan Bank JP Morgan Chase yang menjadi sumber pendana terbesar proyek bahan bakar fosil. Tidak hanya di Los Angeles, aksi yang dibawahi oleh sebuah organisasi bernama Scientist Rebellion ini menggelar demonstrasi serentak di 25 negara yang melibatkan lebih dari seribu ilmuwan. Mereka semua menuntut hal yang sama, yaitu agar pemerintah mendengarkan ilmuwan saat mereka mengeluarkan fakta bahwa bumi kita sedang bergerak cepat menuju “catastrophe”. read more

Waktu Cipta UPII

Aborsi: Antara Kerelaan atau Keterpaksaan

Author: Dwika Muflikhah S.

Artikel ini didedikasikan untuk Almh. Novia Widyasari

Photo by Volodymyr Hryshchenko via unsplash.com

Perempuan dalam Pusaran Aborsi

Tindakan aborsi merupakan istilah yang tidak asing lagi untuk masyarakat Indonesia. Aborsi menjadi masalah penting dalam dunia maternalitas dan kelahiran bayi. Tahun 2021 masyarakat kembali dikejutkan dengan kasus bunuh diri yang ternyata dilatarbelakangi oleh tindakan aborsi yang dilakukan oleh mahasiswi tingkat akhir universitas ternama di Indonesia berinisial NW. Bukan hanya satu kali, bahkan dua kali NW melakukan tindakan aborsi secara paksa tanpa indikasi medis. read more

Waktu Cipta UPII

Antara Ekonomi dan Lingkungan: Apakah Bisa Berjalan Beriringan?

Author: Hilman Nurjaman

Photo by Paul Teysen via unsplash.com

Selama bertahun-tahun, aktivitas ekonomi Indonesia dengan basis utama sumber daya alam masih dihadapkan pada pilihan yang sama dan dilematis. Bagaimana tidak, pilihan yang ditawarkan sering kali terbatas pada eksploitasi sumber daya alam untuk mendapatkan keuntungan ekonomi sebanyak-banyaknya atau menekan penggunaan sumber daya alam dengan konsekuensi keuntungan ekonomi yang didapat terhitung minim. Dalam hal ini, ekonomi dan lingkungan dianggap sebagai sesuatu yang bertentangan dan tidak dapat berjalan beriringan (Raworth, 2017). Di samping itu, terdapat konsep ekonomi baru yang merespons pilihan dikotomis tersebut, yaitu konsep ekonomi sirkular. Pola ekonomi sirkular ini dalam praktiknya mengarah pada penggunaan kembali suatu barang yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan (Liu & Ramakrishna, 2021). Dengan demikian, tulisan ini berusaha membingkai kemungkinan-kemungkinan pola yang terbentuk dalam merespons aspek ekonomi dan lingkungan yang dikotomis dalam praktiknya. read more

Waktu Cipta UPII

Sains? Kebenaran atau Fiksi?

Author: I Putu Fadya

“Bagaimana anda tahu bahwa kemajuan sains yang tiada hentinya tidak akan mendorong para ilmuan…untuk memikirkan bahwa kehidupan telah berlangsung dalam jangka waktu yang kekal, dan kehidupan itu bukanlah zat? Bagaimana anda tahu bahwa dalam 10.000 tahun orang tidak akan menganggap adalah lebih mungkin bahwasannya zat berasal dari kehidupan?”
— Louis Pasteur

Pada suatu ketika (seperti dalam sebuah dongeng), kebanyakan dari kita percaya bahwa makanan yang kita makan pada dasarnya sehat, bergizi, dan bebas zat-zat kimia berbahaya, bahwa periklanan yang sedang ada sekarang dapat dipercaya, dan bahwa label-label produk yang tertera benar-benar menggambarkan kualitas dan kandungan dari apa yang kita makan. Pada suatu ketika, sebagian besar penduduk dunia memercayai integritas pemimpin-pemimpin negara, kalangan pejabat, elit politik, dan tokoh-tokoh daerah mereka. Pada suatu ketika, kita memiliki anggapan bahwa anak-anak kita sedang mendapatkan suatu pendidikan yang mantap di sekolah-sekolah negeri. Pada suatu ketika, banyak dari kita percaya bahwa energi atom memiliki “manfaat-manfaat di masa damai” sungguh-sungguh aman dan cocok bagi sebuah masyarakat yang sehat dan bahagia. read more

Waktu Cipta UPII

Target 5.3 dalam Kesetaraan Gender: Benturan SGDs dan Pelestarian Tradisi Potong Jari Papua

Author: Devina Ocsanda

Photo by Bob Brewer via unsplash.com

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai tahun 2015 menyetujui pelaksanaan tujuh belas tujuan dalam Sustainable Development Goals (SGDs) yang menyediakan cetak biru agenda-agenda pembangunan berkelanjutan 2030 (United Nations, 2021). Isu-isu yang diangkat mulai dari isu lingkungan fisik, lingkungan sosial, hingga sains dan teknologi dalam rangka perdamaian dan kemakmuran. Sesuai namanya, pembangunan berkelanjutan, orientasi SGDs meliputi pembaharuan dan penyelesaian masalah di masa kini yang berorientasi ke masa depan. read more

Waktu Cipta UPII

Manajemen Narapidana Anak dan Remaja Indonesia: Bom Waktu di Balik Jeruji

Author: Arma Zalfa Nadhifa

Photo by Mitchel Lensink via unsplash.com

“Tren peningkatan jumlah pidana anak setiap tahunnya terus meningkat. Hampir di setiap lapas dewasa, terdapat narapidana anak. Jika tidak ditangani dengan baik, kita tinggal menunggu bom waktu 10–20 tahun lagi. Mereka akan menjadi kriminal-kriminal dewasa”

– Prof. Yusti Probowati

Leave No One Behind—Slogan semangat pembangunan berkelanjutan yang sejak awal digaungkan nampaknya belum benar-benar ‘tidak meninggalkan satu orang pun’ di belakang. Dalam target pembangunan berkelanjutan, tahun 2030 diharapkan dapat menjadi tahun dimana semua orang dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam pembangunan berkelanjutan serta tahun dimana akses pendidikan dan pelatihan kejuruan bagi kelompok rentan mencapai kesetaraan (Sustainable Development Goals Indonesia, 2017). Namun, tak bisa dipungkiri bahwa masih terdapat beberapa kalangan yang belum secara maksimal mendapatkan kesempatan untuk ikut turut serta dalam membangun Indonesia secara berkelanjutan, salah satunya ialah kelompok rentan narapidana anak dan remaja. Pandemi COVID-19 berimbas pada hadirnya kebijakan asimilasi narapidana yang dikeluarkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Pada bulan Mei 2020 lalu, sebanyak kurang lebih 962 narapidana anak dari 525 UPT pemasyarakatan mendapatkan program asimilasi dan integrasi sehingga dibebaskan dan mendapat keringanan dari hukuman penjara yang mereka tanggung demi mencegah penyebaran virus COVID-19 di dalam lapas (Rochman dalam Apriyanti, 2020). Pemberian program asimilasi maupun integrasi terhadap tahanan anak dan remaja menimbulkan suatu pertanyaan tentang bagaimana nasib anak-anak dan para remaja mantan narapidana tersebut setelah bebas dari sel dan mencoba untuk hadir kembali di tengah-tengah masyarakat, mengingat pro kontra yang muncul terhadap kebijakan asimilasi-integrasi narapidana dilandasi oleh berbagai macam suara kekhawatiran masyarakat. read more

Scroll to Top